Salatiga | Injatengnews.com - Menyambut bulan suci Ramadan, Warga Binaan Pemasyarakatan (Rutan) Salatiga menggelar dzikir akbar dan doa bersama yang digelar di selasar dalam Rutan.
Diawali dengan mengkhatamkan Al Quran, kemudian dzikir, doa bersama, shalawat diikuti ratusan WBP sekaligus dibalut dalam rangkaian acara peringatan Isra Miraj dan ditutup siraman rohani oleh Kyai Haji Noor Rofiq yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Salatiga.
"Menyambut bulan Ramadan, kami mengadakan dzikir dan doa bersama serta khatam Al-Qur'an sebagai sarana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta menjadi menjadi pengingat duri pentingnya bekal untuk kehidupan akhirat nanti," kata Redy Agian Kepala Rutan Salatiga. Selasa (11/02).
Tampak suasana di Rutan Salatiga seperti pondok pesantren dengan bimbingan Ustadz Nahrawi Parjono yang juga sebagai petugas pengampu pembinaan di Rutan Salatiga.
"Melalui pendekatan dan bekal agama ini, para santri WBP diajarkan baca tulis Iqra Al Quran dan sholat yang menjadi salah satu transformasi Rutan Salatiga untuk memberikan bekal dan pondasi agama sehingga diharapkan meminimalisir pengulangan tindak pidana," jelas Redy.
Sementara itu Kyai Haji Noor Rofiq memberikan petuah - petuah dan pesan penting dihadapan para santri WBP.
"Walaupun sedang menjadi masa pidana, tetapi ingat jangan patah semangat. Jadikan ini kesempatan emas, yang belum bisa ngaji, yang belum sholat ayo disini waktunya belajar menjadi pribadi yang lebih baik dan taat," jelasnya.
Kyai Noor Rofiq mengingatkan pada santri untuk menjadi orang jujur dan sabar dalam mengarungi hidup serta mempedomani bagaimana perjuangan Rasulullah Nabi besar Muhammad SAW.
"Janganlah mengumpat, jangan kecewa dengan keadaan. Jadilah orang jujur, sabar, khilaf cukup sekali yang membawa kalian kesini, tapi yakinlah ada jalan menuju Ridho Allah SWT, Insyaallah dengan keyakinan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik kalian menjadi orang yang beruntung," tegasnya.
Salah satu santri WBP, Ali yang terjerat perkara narkoba ini mengaku banyak pembelajaran yang didapat selama di Rutan dengan bagaimana keadaan yang dialaminya.
"Semasa diluar saya tidak bersyukur, banyak kenikmatan dunia yang membuat saya terlena jauh dari agama. Tetapi di Rutan ini bagaimana saya diajarkan untuk disiplin dalam ibadah. Seperti shalat berjamaah, belajar baca tulis Al Quran. Menjadikan saya sadar akan pentingnya rasa syukur dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT," ungkapnya.
Perlu diketahui Rutan Salatiga terus berupaya memberikan bekal positif pada para WBP seperti yang digaungkan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Dari pembinaan kepribadian kerohanian hingga program keterampilan dan ketahanan pangan yang diikuti oleh para WBP khususnya di Rutan Salatiga.
(Galuh)